a. Classfull
Classful
secara sederhana dapat diartikan "dengan kelas" atau "menggunakan
kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classful
dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP berdasarkan kelas".
Pengalamatan dengan metode ini ada pada pengalamatan IPv4 yang dibagi
menjadi kelas A, B, C, D, dan E. Pengalokasian host pada jaringan dengan
menggunakan sebuah subnet mask yang sama, biasanya menggunakan protocol
RIPv1 dan IGRP, dimana protocol ini tidak mempunyai field untuk
menyimpan informasi subnet sehingga informasi-informasi subnet tidak
dikirimkan.
Classfull
juga merupakan metode pembagian IP address berdasarkan kelas dimana IP
address (yang berjumlah sekitar 4 milyar) dibagi kedalam lima kelas
yakni:
Address kelasA
1 bit pertama IP Address-nya“0”
Address kelas B
2 bit pertama IP Address-nya“10”
Address kelas C
3 bit pertama IP Address-nya“110”
Address kelas D
4 bit pertama IP Address-nya“1110”
Address kelas E
4 bit pertama IP Address-nya“1111”
b. Classless
Classless
secara sederhana dapat diartikan "tanpa kelas" atau "tidak menggunakan
kelas". Jika dikaitkan dengan pengalamatan IP, pengalamatan IP classless
dapat diartikan menjadi "pengalamatan IP tanpa mengenal kelas" dengan
cara menggunakan Classless-Inter Domain Rouing (CIDR) atau juga dapat
dikenal dengan istilah panjang prefiks. Format pengalamatannya adalah
dengan memberi tanda slash (/) di belakang alamat IP kemudian diikuti
dengan variabel panjang prefiks. Pengalokasian host/IP yang dapat
menggunakan subnet mask yang berbeda, yang didukung oleh routing
protocol (RIPv2, OSPF, dan EIGRP) yang dapat memberikan informasi
subnet, sehingga dapat menghemat sejumlah alamat host/IP.
Metode
classless addressing (pengalamatan tanpa kelas) saat ini mulai banyak
diterapkan, yakni dengan pengalokasian IP Address dalam notasi Classless
Inter Domain Routing(CIDR). Istilah lain yang digunakan untuk menyebut
bagian IP address yang menunjuk suatu jaringan secara lebih spesifik,
disebut juga denganNetwork Prefix. Biasanya dalam menuliskan network
prefix suatu kelas IP Address digunakan tanda garis miring (Slash)“/”,
diikuti dengan angka yang menunjukan panjang network prefix ini dalam
bit.
Contoh: 192.168.0.0/24
c. Subnetting
Pada
dasarnya subnetting adalah mengambil bit-bit dari bagian host sebuah
alamat IP dan me-reserve atau menyimpannya untuk mendefinisikan alamat
subnet. Konsekuensinya adalah semakin sedikit jumlah bit untuk host.
Jadi semakin banyakjumkah subnet, semakin sedikit jumlah bit yang
tersedia untuk mendefinisikan hostbit.
Subnetting
adalah teknik untuk membagi atau memecah atau bahkan untuk memotong
blok IP address IPv4 pada kelas A,B, dan C menjadi blok IP address yang
lebih kecil. Subnetting juga merupakan pembagian sebuah jaringan ke
dalam beberapa subjaringan (sub-network = subnet) yang lebih kecil
dimana masing-masing memiliki alamatnya sendiri. Secara umum terdapat
beberapa tujuan dari melakukan subnetting, yaitu:
a. Untuk mengefisienkan jumlah host dalam jaringan kecil dimana jumlah hostnya tidak sampai 254 buah.
b. Untuk
mengurangi kepadatan lalu lintas jalur data pada jaringan besar yang
jumlah hostnya hampir mencapai 254 atau bahkan lebih dengan cara
membaginya menjadi beberapa jaringan yang lebih kecil yang kemudian
dihubungkan dengan perangkat router.
c. Untuk memotong jumlah host yang dapat terhubung ke jaringan dengan alasan keamanan.
d. CIDR (Classless Inter Domain Routing)
Perhitungan
subnetting pada CIDR merupakan perhitungan lanjutan mengenai IP
Addressing dengan menggunakan metode VLSM ( Variable Length Subnet Mask
), namun sebelum membahas VLSM perlu direview terlebih dahulu subnetting
menggunakan CIDR. Pada tahun 1992 lembaga IEFT memperkenalkan suatu
konsep perhitungan IPAddress yang dinamakan supernetting atau classless
inter domain routing (CIDR),metode ini menggunakan notasi prefix dengan
panjang notasi tertentu sebagainetwork prefix, panjang notasi prefix ini
menentukan jumlah bit sebelah kiri yangdigunakan sebagai Network ID,
metode CIDR dengan notasi prefix dapat diterapkanpada semua kelas IP
Address sehingga hal ini memudahkan dan lebih efektif.Menggunakan metode
CIDR kita dapat melakukan pembagian IP address yang tidakberkelas
sesukanya tergantung dari kebutuhan pemakai.
Notasi
slash seringkali digunakan dalam classless addressing yang dikenal
sebagai notasi CIDR (classless inter-domain routing). Sebelumbnya
diketahui bahwa mask tersusun atas sejumlah bit 1 diikuti oleh sejumlah
bit 0.
Contoh :
255.255.255.224
atau
11111111 11111111 11111111 11100000
Di dalam mask tersebut terdapat sebanyak 27 bit 1
Penulisan alamat dalam notasi CIDR untuk classless addressing ditunjukkan seperti berikut :
A.B.C.D/n
keterangan :
n disebut juga sebagai prefix length
e. VLSM (Variable Length Subnet Mask)
Perhitungan
IP Address menggunakan metode VLSM adalah metode yang berbeda dengan
memberikan suatu Network Address lebih dari satu subnet mask,
jikamenggunakan CIDR dimana suatu Network ID hanya memiliki satu subnet
mask saja, perbedaan yang mendasar disini juga adalah terletak pada
pembagian blok, pembagian blok VLSM bebas dan hanya dilakukan oleh si
pemilik Network Address yang telah diberikan kepadanya atau dengan kata
lain sebagai IP address local danIP Address ini tidak dikenal dalam
jaringan internet, namun tetap dapat melakukan koneksi kedalam jaringan
internet, hal ini terjadi dikarenakan jaringan internet hanya mengenal
IP Address berkelas.
Metode
VLSM ataupun CIDR pada prinsipnya sama yaitu untuk mengatasi kekurangan
IP Address dan dilakukannya pemecahan Network ID guna
mengatasikekurangan IP Address tersebut. Network Address yang telah
diberikan oleh lembaga IANA jumlahnya sangat terbatas, biasanya suatu
perusahaan baik instansi pemerintah, swasta maupun institusi pendidikan
yang terkoneksi ke jaringan internet hanya memilik Network ID tidak
lebih dari 5 – 7 Network ID (IP Public).
Dalam
penerapan IP Address menggunakan metode VLSM agar tetap dapat
berkomunikasi kedalam jaringan internet sebaiknya pengelolaan
network-nya dapat memenuhi persyaratan, routing protocol yang digunakan
harus mampu membawa informasi mengenai notasi prefix untuk setiap rute
broadcastnya (routing protocol :RIP, IGRP, EIGRP, OSPF dan lainnya,
bahan bacaan lanjut protocol routing : CNAP1-2), semua perangkat router
yang digunakan dalam jaringan harus mendukung metode VLSM yang
menggunakan algoritma penerus packet informasi. Tahapan perhitungan
menggunakan VLSM IP Address yang ada dihitung menggunakan CIDR
selanjutnya baru dipecah kembali menggunakan VLSM.
f. IP Public dan IP Private
IP
Public adalah adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya harus
diregistrasi (ke badan penyalur IP address tentunya, maksudnya supaya
tidak bentrok) karena IP ini dapat berkeliaran di lalu lintas jaringan
internet melewati router-routernya.
IP
private adalah jenis IP yang saat akan menggunakannya tidak perlu
diregistrasi sebab oleh router (ini semacam penggiring bola di internet)
IP jenis ini tidak akan diteruskan kemana-mana.
Komputer
yang menggunakan IP private tidak dikenal di internet sedangkan yang
menggunakan IP publik dapat dikenal di internet. Yang termasuk IP
private adalah yang masuk dalam kelompok berikut :
10.0.0.1 s/d 10.255.255.254
172.16.0.1 s/d 172.31.255.254
192.168.0.1 s/d 192.168.255.254
Cara Kerja Pelaksanaan
Langkah-Langkah 1 (Mengkonversikan IP Address menjadi bilangan biner)
a. IP address memiliki 4 oktet atau 8 bit sehingga di simulasikan dengan B1.B2.B3.B4 → b7. b6. b5. b4. b3. b2. b1. b0. B2. B3. B4.
b. Untuk memudahkan B1 dijabarkan seperti cara diatas, untuk B2 sampai B4 juga sama dijabarkan seperti contoh.
c. Karena ada 8 bit maka untuk nilai setiap bit secara urut adalah
128 | 64 | 32 | 16 | 8 | 4 | 2 | 1
d. Maka untuk mengkonversikan 24.10.10.10, mengkoversikan terlebih dahulu B1 yaitu 24.
e. Konversi biner hanya ada nilai 0 dan 1. Jika benar maka ditulis 1 dan jika salah ditulis 0.
f. Karena
24 mendekati 16, maka untuk nilai 128, 64 dan 32 diberi 0 dan nilai 16
diberi nilai 1. Untuk mencapai nilai 24 maka 16 harus ditambah dengan 8,
maka untuk nilai 16 dan 8 diberi nilai 1. Sedangkan untuk nilai 4, 2, 1
diberi nilai 0. Sehingga terbentuk bilangan biner : 00011000.
g. Pada B2 sampai B4 menghitungnya sama dengan B1.
Langkah-Langkah 2 (Menentukan jenis kelas dan IP Public/Private)
a. Masih menggunakan langkah (a-b) pada mengkonversikan IP address menjadi bilangan biner.
b. Pada IP versi 4 terdapat 5 kelas yang digunakan yaitu kelas A, B, C, D, dan E.
c. Pada kelas A nilai dari b7 adalah 0 dan b6 - b0 nilainya
terserah. Batas bawahnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
0.0.0.0. dan batas atasnya adalah adalah secara terurut B1, B2, B3, dan
B4 : 01111111.I.I.I atau sama dengan 27-1 = 128-1 = 127. Jadi untuk kelas A batas bawah adalah 0 dan batas atas adalah 127.
d. Pada kelas B nilai dari b7 adalah 1, b6 adalah 0 dan b5 - b0 nilainya
terserah. Batas bawahnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
10000000.0.0.0. atau sama dengan 128 dan batas atasnya adalah secara
terurut B1, B2, B3, dan B4 : 10111111.I.I.I atau sama dengan
128+0+64+32+16+8+4+2+1=191. Jadi untuk kelas B batas bawah adalah 128 dan batas atas adalah 191.
e. Pada kelas C nilai dari b7 dan b6 adalah 1, b5 adalah 0 dan b4 - b0 nilainya
terserah. Batas bawahnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
11000000.0.0.0. atau sama dengan 128+64=192 dan batas atasnya adalah
secara terurut B1, B2, B3, dan B4 : 11011111.I.I.I atau sama dengan
128+64+0+16+8+4+2+1=223. Jadi untuk kelas C batas bawah adalah 192 dan batas atas adalah 223.
f. Pada kelas D nilai dari b7, b6, b5 adalah 1, b4 adalah 0 dan b3 - b0 nilainya
terserah. Batas bawahnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
11100000.0.0.0. atau sama dengan 128+64+32=224 dan batas atasnya adalah
secara terurut B1, B2, B3, dan B4 : 11101111.I.I.I atau sama dengan
128+64+32+0+8+4+2+1=239. Jadi untuk kelas C batas bawah adalah 224 dan batas atas adalah 239.
g. Pada kelas E nilai dari b7, b6, b5, b4 adalah 1, b3 adalah 0 dan b2 - b0nilainya
terserah. Batas bawahnya adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 :
11110000.0.0.0. atau sama dengan 128+64+32+16=240 dan batas atasnya
adalah secara terurut B1, B2, B3, dan B4 : 11110111.I.I.I atau sama
dengan 128+64+32+16+0+4+2+1=247. Jadi untuk kelas C batas bawah adalah 240 dan batas atas adalah 247.
h. Untuk menentukan IP public atau private digunakan acuan pada IP private. Jika IP private pasti menggunakan IP :
· 10. xxx . xxx . xxx
· 192.168. xxx . xxx
· 172.16.0.0 sampai 172.31.255.255
Selain IP tersebut maka IP lain adalah IP Public.
Langkah-Langkah 3 (Subnetting)
a. Pahami kelas network tiap kelas :
Oktet
|
1
|
2
|
3
|
4
|
Kelas A
|
Network
|
Host
| ||
Kelas B
|
Network
|
Host
| ||
Kelas C
|
Network
|
Host
|
b. Pahami alamat network atau subnet dan broadcast :
Network : ketika nilai bit “host” berlogika 0
· 192.168.10.10 → karena kelas C sehingga host ada di oktet ke-4
192.168.10.0
Broadcast : ketika nilai bit “host” berlogika 1
· 192.168.10.10 → karena kelas C sehingga host ada di oktet ke-4
192.168.10.1 → 192.168.10.255 → karena 1 bit bernilai 255
c. Untuk menghitung CIDR adalah misalnya /26, tentukan subnet masknya yaitu :
· IP : 192.168.10.0/26
SM : 255.255.255.0
Bit
: 11111111 . 11111111 . 11111111 . 00000000 → bit awal pada subnet mask
awal, terdapat 24 karena setiap oktet terdapat 8 bit. Karena dibutuhkan
26 bit maka :
Bit : 11111111 . 11111111 . 11111111 . 11000000 → didapatkan 26 bit. Jadi diperoleh subnet mask :
SM : 255.255.255.192 → 192 didapatkan dari 2 bit yang telah ditambahkan yaitu 128 + 62 = 192
d. Untuk menghitung jumlah subnet digunakan rumus 2x , x diambil dari banyaknya bit yang berlogika 1. Jadi :
· 2x = 22 = 4 subnet
e. Untuk menghitung jumlah host digunakan rumus 2y – 2 , y diambil dari banyaknya bit yang berlogika 0. Jadi :
· 2y – 2 = 25 – 2 = 62 host/subnet
f. Untuk menghitung subnet yang valid, hitung dahulu blocksize-nya dengan rumus blocksize = 256 – subnet mask. Jadi :
· Blocksize = 256 – 192 = 64
· Alamat network / subnet yang valid :
0 64 128 192
+64 +64 +64
Subnet yang valid : 192.168.10.0 --- 192.168.10.192
· Alamat broadcast (satu IP sebelum subnet berikutnya) :
63 127 191 255
g. Host yang valid berada di antara alamat network dan alamat broadcast :
· 1 – 62 ; 63 – 126 ; 129 – 190 ; 193 – 254
Langkah-Langkah 4 (Pengimplementasian Subnetting - Classfull)
a. Pahami terlebih dahulu bahwa :
· Setiap 1 interface = 1 network/subnet
· Hubungan antara router = 1 network/subnet
Jadi pada gambar di atas terdapat 4 network/subnet.
b. Sama
seperti menghitung subnetting, cari jumlah subnet, host, subnet yang
valid, alamat broadcast dan IP awal dan IP akhir. Tetapi untuk mencari
jumlah subnet harus lebih besar dari jumlah subnet yang
dibutuhkan. Karena jumlah subnet yang dibutuhkan ada 4 maka untuk
mencari jumlah bit yang berlogika 1 adalah :
· Subnet = 2x ≥ Σ subnet yang dibutuhkan
22 ≥ 4 .
Jadi x = 2 dan subnet masknya adalah dalam bit :
11111111 . 11111111 . 11111111 . 11000000 atau dalam nilai subnet mask :
255.255.255.192.
c. Untuk jumlah host dan blocksize nilainya diambil dari langkah sebelumnya karena sama.
· Σ host = 2y – 2 = 25 – 2 = 62 host/subnet
· Blocksize = 256 – 192 = 64
· Subnet valid : 0 64 128 192
IP awal : 1 65 129 193
IP akhir : 62 126 190 254
Broadcast : 63 127 191 255
net A net B net C net D
d. Jadi akan terbentuk implementasi seperti berikut :
http://fonykuliah.blogspot.com/2013/04/subnetting-classful-dan-classless.html
0 komentar:
Posting Komentar