Sabtu, 09 November 2013

Gambar-gambar yang membuktikan sengitnya persaingan Manchester United dan Arsenal sepanjang 15 tahun terakhir.

Gambar-gambar yang membuktikan sengitnya persaingan Manchester United dan Arsenal sepanjang 15 tahun terakhir.


Tidak sulit mengumpulkan momen-momen sengit yang terjadi sepanjang pertemuan dua klub top Inggris, Manchester United dan Arsenal. Arsenal menjelma jadi saingan utama United dalam perburuan gelar juara di kompetisi Inggris, Liga Primer maupun Piala FA, setelah kedatangan Arsene Wenger di akhir 1990-an. Hampir selama satu dasawarsa Wenger menciptakan rivalitas sengit bagi era manajerial Sir Alex Ferguson di Old Trafford hingga kedatangan Jose Mourinho di Stamford Bridge.

Musim 2013/14 ini menandakan awal era baru persaingan United dan Arsenal setelah Ferguson memutuskan pensiun di akhir musim lalu. Wenger, yang tetap bertahan di bangku teknik Gunners, praktis menjadi manajer paling berpengalaman di Liga Primer saat ini. Menariknya, pria Prancis itu berhadapan dengan figur paling berpengalaman nomor dua, David Moyes, di Old Trafford, Minggu (10/11) esok.

Sambil menantikan babak baru persaingan Setan Merah dan Gudang Peluru, mari mengilas balik sejumlah momen yang tersaji dalam pertemuan kedua tim sepanjang 15 tahun terakhir.


Gol krusial Marc Overmars

United memimpin dengan keunggulan 13 poin di atas Arsenal musim 1997/98 hingga datang lah bulan Maret. Seperti yang dikatakan Ferguson sesudahnya, "Semua sudah mendekati kesimpulan sampai akhirnya kami mencapai awal Maret". Cedera menghantam United jelang kedatangan Arsenal ke Old Trafford, 14 Maret. Nicky Butt, Roy Keane, dan Ryan Giggs harus absen akibat cedera, sedangkan Paul Scholes dipaksa bermain meski masih memulihkan cedera patah ibu jari. Dalam kondisi prima, Arsenal yang diperkuat Marc Overmars, Dennis Bergkamp, Emmanuel Petit, dan Nicolas Anelka berhasil mencuri kemenangan 1-0. Overmars berlari mengejar bola sundulan Anelka sebelum melepaskan tembakan yang lolos dari jangkauan Peter Schmeichel. Gelar juara Liga Primer akhirnya direbut Arsenal dua bulan kemudian setelah mengalahkan Everton di kandang sendiri, lagi-lagi Overmars mencetak gol penentu. Musim ini, Arsenal merebut gelar ganda pada musim penuh pertama Wenger sebagai manajer.


Solo run Ryan Giggs

Jika kita mengenang karier panjang Ryan Giggs dalam tiga momen paling gemilangnya, gol solo run ke gawang Arsenal pada semi-final Piala FA 1998/99 pasti lah masuk ke dalam salah satu daftar. Bertanding di Villa Park, 11 April, United dan Arsenal harus memainkan partai ulangan setelah keduanya bermain imbang tanpa gol tiga hari sebelumnya. Gol David Beckham di babak pertama berhasil disamakan Dennis Bergkamp selepas jeda. Pertandingan pun dilanjutkan ke babak perpanjangan waktu. Di sini lah Giggs menjadi penentu kemenangan United. Dia berlari dari garis tengah menggiring bola melewati kepungan pemain lawan sebelum menghujamkan bola ke gawang David Seaman. United berjaya merebut treble pada musim tersebut.


Arsenal meraih mahkota di Old Trafford

Tidak ada yang lebih indah bagi Arsenal selain menjuarai Liga Primer di markas lawan yang menguntit mereka dengan ketat sepanjang musim 2001/02. Mengendalikan pertandingan sejak awal di Old Trafford, 8 Mei, Arsenal memperoleh kesempatan melancarkan serangan balik pada menit ke-56. Freddie Ljungberg mendapat ruang melepaskan tembakan, tetapi bola dapat ditepis Fabian Barthez. Bola muntah segera disambar Sylvain Wiltord untuk membukukan gol kemenangan Arsenal. Selain memastikan gelar ganda, gol tersebut memberikan Wiltord status terhormat di kalangan fans Arsenal. Lebih lengkap lagi karena Wiltord mencetaknya tepat di pertandingan ke-100 untuk Arsenal. Keberhasilan itu juga menjadi pengalaman tak terlupakan bagi Gooners yang hadir bertandang ke Old Trafford dengan membentangkan spanduk "Champions Section" di markas rival utama mereka.


Ketika pelipis David Beckham jadi korban

Arsenal bertemu dengan United di babak kelima Piala FA 2002/03 di Old Trafford, 15 Februari. Persaingan panas kembali terjadi dan hanya dalam tujuh menit pertama wasit Jeff Winter sudah memberikan tiga kartu kuning. Saking sengitnya adu jegal para pemain, Winter memanggil kapten kedua tim, Roy Keane dan Patrick Vieira, untuk memberikan peringatan. Giggs membuang kesempatan mudah mencetak gol di menit 30 dan empat menit berselang Edu membuka keunggulan untuk Arsenal. Edu kembali berperan sebagai penyuplai gol kedua lewat Sylvain Wiltord pada menit ke-52. Skor 2-0 bertahan hingga pertandingan selesai. Saking gemasnya dengan kekalahan itu Ferguson mengamuk di kamar ganti dan menyepak sepatu yang mengenai pelipis David Beckham. Di akhir musim, Arsenal merebut trofi Piala FA dan Beckham pindah ke Real Madrid.


Martin Keown vs Ruud van Nistelrooy

Battle of Old Trafford, 21 September 2003. Pertemuan United dan Arsenal di Minggu yang cerah itu dipanaskan dengan kisruh antarpemain dalam pertandingan yang berkesudahan tanpa gol. Kapten Patrick Vieira diusir wasit Steve Bennett setelah mendapatkan kartu kuning kedua karena melanggar Ruud van Nistelrooy. Hukuman itu diprotes para pemain Arsenal, tetapi tidak digubris. Pembalasan setimpal terjadi menjelang akhir pertandingan ketika Van Nistelrooy gagal mengeksekusi penalti ke gawang Jens Lehmann. Kontan saja Van Nistelrooy dikerubungi pemain Arsenal, terutama Martin Keown yang berteriak tepat di depan muka penyerang internasional Belanda itu. FA tak berkenan. Lima pemain Arsenal dan dua pemain United dijatuhi hukuman denda atas insiden tersebut. Keown mengatakan dia menelepon istrinya usai pertandingan. "Biasanya dia memberikan dukungan, tapi kali ini dia mengatakan saya sudah bertingkah melampaui batas," ungkap sang bek. "Tapi saya tak menyesali apa pun sepanjang karier saya."


Akhir rekor "invincible" dan "Battle of Buffet"

Arsenal datang ke Old Trafford, 24 Oktober 2004, dengan kepala tegak. Status juara bertahan Liga Primer plus catatan tak terkalahkan dalam 49 pertandingan berturut-turut menempatkan pertemuan dengan United kali ini pada titik perseteruan yang amat panas. Keadaan masih imbang tanpa gol hingga menit ke-72 ketika Sol Campbell dianggap wasit Mike Riley melakukan pelanggaran terhadap Wayne Rooney. Ruud van Nistelrooy sukses melesakkan penalti. Arsenal mencoba menyelamatkan rekor berharga mereka, tetapi Rooney menamatkan pertandingan dengan gol di menit-menit akhir. Tensi panas berlanjut hingga kamar ganti. Campbell menolak jabatan tangan Rooney dan di lorong stadion terjadi kisruh antartim sampai-sampai seorang pemain Arsenal melempari Ferguson dengan makanan. Belakangan disebutkan Ferguson dalam otobiografinya, Cesc Fabregas adalah pelakunya. Media Inggris pun menjuluki peristiwa tersebut "Battle of Buffet".


Roy Keane vs Patrick Vieira

Tak lengkap membahas rivalitas United-Arsenal tanpa menyinggung perseteruan dua kapten serta gelandang jangkar mereka, Roy Keane dan Patrick Vieira. Selain beradu kemampuan teknik di atas lapangan, tak jarang keduanya berseteru bahkan sebelum pertandingan berlangsung. Lorong pemain di Stadion Highbury, 1 Februari 2005, menjadi saksi. Keane ditengarai melontarkan ejekan kepada Vieira, "Jika kamu begitu mencintai Senegal, kenapa bukannya bermain untuk mereka?" Wasit Graham Poll harus menengahi supaya adu ejekan itu tidak menjadi lebih buruk. Mungkin saja taktik perang urat syaraf Keane berhasil karena United sukses menang 4-2 meski bermain hanya dengan sepuluh pemain. "Mereka terbebani tekanan emosional setelah kami mengalahkan mereka sebelumnya di Old Trafford [Battle of Buffet] dan bisa jelas dirasakan tekanan itu mengganggu penampilan mereka di pertandingan itu," ungkap Gary Neville.


Final Piala FA 2005

United mendominasi pertandingan, tetapi Arsenal yang berhasil merebut gelar juara Piala FA musim 2004/05. Kedua tim saling berhadapan di Stadion Millennium, Cardiff, pada 21 Mei dalam pertandingan puncak Piala FA pertama sepanjang sejarah yang harus diselesaikan melalui adu penalti. Arsenal harus berterima kasih kepada Jens Lehmann yang jatuh bangun menyelamatkan gawangnya dari berbagai ancaman lawan. Rio Ferdinand sempat mencetak gol di menit 21, tetapi dianulir karena terperangkap off-side. Setelahnya berkali-kali upaya Rooney, Van Nistelrooy, dan Cristiano Ronaldo mentah di tangan Lehmann. Jose Antonio Reyes mengantungi kartu kuning kedua di akhir babak perpanjangan kedua, tetapi tidak mencegah nasib Arsenal. Kegagalan eksekusi penalti Scholes menjadi penentu babak tos-tosan dan Arsenal pun sukses menggondol trofi. Gelar tersebut menjadi yang terakhir diraih Arsenal hingga saat ini. Kemenangan itu setidaknya menjadi penawar dua kekalahan yang diderita Arsenal dari United dalam dua pertemuan di Liga Primer musim yang sama.


Manchester United 8, Arsenal 2

United memberikan hari paling kelam dalam karier Wenger sebagai manajer Arsenal. Pada 28 Agustus 2011, saat liga baru memasuki pekan ketiga, United menghantam Arsenal dengan skor 8-2. Hasil itu sekaligus membalas kekalahan United dengan skor identik dari lawan yang sama, 59 tahun sebelumnya. Rooney mengemas hat-trick dalam pesta spektakuler tersebut. Ashley Young menyumbang dua gol dan sisanya dibagi rata Danny Welbeck, Luis Nani, serta Park Ji-sung. Dua gol balasan Arsenal diciptakan Robin van Persie dan Theo Walcott. Van Persie membuang kesempatan menyamakan kedudukan di babak pertama setelah eksekusi penaltinya dapat dibendung David De Gea. "Selama ini Wenger selalu menjadi musuh utama kami dan dia akan bangkit begitu para pemain andalannya pulih dari cedera," ujar Ferguson membesarkan hati koleganya.


Gol Robin van Persie ke gawang Arsenal

Pertemuan terakhir kedua tim di Old Trafford musim lalu ikut diwarnai atmosfir panas akibat menyeberangnya Robin van Persie. Striker andalan Arsenal selama bermusim-musim itu memutuskan mengejar kejayaan dengan seragam United pada musim panas 2012. Laga yang ditunggu-tunggu publik terjadi ketika Van Persie berhadapan dengan eks klubnya pada 3 November. Van Persie membuktikan kepantasan banderol £24 juta dengan mencetak salah satu gol dalam kemenangan United 2-1. Dia memanfaatkan clearance Thomas Vermaelen yang tak sempurna untuk membobol gawang Vito Mannone dari jarak 20 yard. Namun, Van Persie menolak merayakan golnya. "Saya kira itu sudah mengatakan segalanya. Saya bermain di sana delapan tahun dan mengalami masa-masa indah. Saya respek kepada fans, para pemain, dan manajer serta keseluruhan klub Arsenal," ungkap Van Persie usai laga. Pada kunjungan balasan di Stadion Emirates, 28 April, Van Persie kembali membobol gawang Arsenal meski United harus puas dengan skor sama kuat 1-1.

0 komentar:

    Blogroll

    Flag Counter